Breaking News

Penolakan Mesir terhadap Usulan Israel untuk Membuka Kembali Penyeberangan Rafah

 


Liputan889 - Mesir telah menolak tawaran Israel untuk berkoordinasi dalam membuka kembali penyeberangan Rafah antara Semenanjung Sinai Mesir dan Jalur Gaza. Pada kunjungan ke Kairo pada Rabu (15/5/2024), para pejabat dari dinas keamanan Israel, Shin Bet, menyampaikan rencana tersebut. Pertemuan tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara setelah pasukan Israel memasuki Rafah pekan sebelumnya.

Sumber keamanan Mesir mengungkapkan bahwa usulan Israel mencakup mekanisme pengelolaan penyeberangan setelah penarikan tentara Israel. Namun, Mesir bersikeras bahwa penyeberangan tersebut hanya boleh dikelola oleh otoritas Palestina.

1. Keberadaan Pasukan Israel di Rafah Membuat Upaya Mediasi Terganggu

Persimpangan Rafah telah menjadi saluran utama bagi bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza, serta titik keluar bagi para pengungsi medis dari wilayah tersebut. Namun, pekan sebelumnya, Israel mengambil kendali operasional atas penyeberangan tersebut sebagai bagian dari serangan darat di Rafah.

Sebagai tanggapan, Mesir menyatakan tidak akan bekerja sama lagi dengan Israel dalam mentransfer bantuan ke Gaza melalui penyeberangan tersebut. Mereka menegaskan bahwa posisi Israel telah melemahkan upaya mediasi yang dilakukan oleh Kairo, Amerika Serikat (AS), dan Qatar untuk menengahi gencatan senjata, serta menciptakan keraguan serius terhadap prospek penarikan penuh dari Gaza sesuai dengan permintaan Hamas.

2. Ancaman bagi Pekerja Bantuan jika Penyeberangan Rafah Dikendalikan oleh Israel

Pada hari Minggu (12/5/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menekankan pentingnya Mesir membuka kembali penyeberangan Rafah. Namun, Mesir menilai kontrol Israel atas penyeberangan tersebut dapat membahayakan pekerja bantuan dan pengemudi truk yang akan melintas. Mesir juga menegaskan bahwa Israel bertanggung jawab penuh atas bencana kemanusiaan di Gaza.

3. Memperburuknya Hubungan Israel-Mesir sejak Meletusnya Perang di Gaza

Mesir dan Israel telah menjalin perjanjian perdamaian dan kerja sama keamanan yang sudah berlangsung lama. Namun, hubungan keduanya mengalami ketegangan selama perang di Gaza, terutama setelah Israel melakukan tindakan di sekitar Rafah.

Baca juga artikel : Tragedi Memilukan: Serangan Terhadap Masjid di Nigeria yang Merenggut Nyawa

Dalam sikapnya yang paling keras, Mesir menyatakan dukungannya terhadap gugatan Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan melakukan genosida. Mesir juga meningkatkan kewaspadaannya dengan menempatkan pasukan di dekat perbatasan dengan Gaza dan Israel, serta membentuk panel hukum untuk mengevaluasi tindakan hukuman lebih lanjut terhadap Israel atas tindakannya di Rafah. Cari tahu juga informasi menarik dan terupdate lainnya di Ruang Berita

© Copyright 2022 - liputan889 - Informasi Berita Terbaru Saat Ini