Breaking News

Mahmoud Abbas Salahkan Hamas atas Kerusakan Gaza: Krisis yang Terus Berlanjut

 


Liputan889 - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyalahkan kelompok pejuang Hamas atas kerusakan yang terjadi di Gaza. Menurut Abbas, serangan yang dilancarkan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 memberikan alasan bagi Israel untuk melancarkan serangan balik yang menghancurkan di Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan Abbas dalam pidatonya di KTT Liga Arab di Bahrain.

1. Hamas dan Serangan ke Israel

Pada 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan terhadap Israel. Serangan ini, menurut Abbas, memberikan Israel alasan kuat untuk melancarkan serangan balik dengan kekuatan penuh, yang mengakibatkan kehancuran besar di Gaza. Abbas menekankan bahwa tindakan Hamas ini merugikan warga sipil dan memberikan Israel dalih untuk meningkatkan agresinya. "Aksi militer yang dilakukan Hamas atas keputusannya sendiri pada hari itu, 7 Oktober 2023, memberi Israel lebih banyak alasan untuk menyerang Jalur Gaza dengan kekuatan penuh, pembunuhan, dan penghancuran," ujar Abbas.

2. Liga Arab Menyerukan Gencatan Senjata

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh kepala negara dari 22 anggota Liga Arab, tercetuslah Deklarasi Manama. Deklarasi ini menyoroti perlunya perlindungan internasional di wilayah pendudukan Palestina dan mendesak diterapkannya solusi dua negara antara Israel dan Palestina. Liga Arab juga menyerukan penghentian segera pertempuran di Gaza, menekankan pentingnya menghentikan agresi Israel dan menarik pasukan pendudukan dari wilayah tersebut. "Kami menyerukan juga segera diakhirinya segala pertempuran di Gaza. Kami menekankan perlunya segera menghentikan agresi Israel terhadap Gaza, menarik pasukan pendudukan Israel dari seluruh wilayah Gaza dan mencabut pengepungan yang selama ini dilakukan," bunyi deklarasi tersebut.

3. Intensifikasi Serangan di Rafah oleh Israel

Israel terus mengintensifkan serangannya di Rafah, wilayah Gaza yang dihuni lebih dari satu juta pengungsi Palestina. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa pasukan tambahan telah dikirim ke Rafah untuk melanjutkan operasi militer. "Pasukan tambahan bakal masuk ke Rafah dan operasi ini akan meningkat. Ratusan sasaran telah diserang dan pasukan kami terus bermanuver di daerah tersebut," kata Gallant. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga menegaskan bahwa pertempuran di Rafah sangat penting untuk menghancurkan Hamas. "Pertempuran Rafah sangat penting, ini bukan saja hanya sisa batalion mereka di sana. Rafah adalah salah satu saluran oksigen bagi mereka untuk melarikan diri dan menambah amunisi," tegas Netanyahu.

4. Korban Jiwa dan Dampak Kemanusiaan

Serangan yang terus berlangsung di Gaza sejak tujuh bulan terakhir telah menewaskan lebih dari 35.303 orang dan melukai 79.261 lainnya hingga 17 Mei 2024. Angka ini terus bertambah setiap harinya. Dalam 24 jam terakhir saja, 31 warga Palestina tewas dan 56 lainnya terluka akibat serangan Israel. Selain itu, blokade yang diberlakukan oleh Tel Aviv telah melumpuhkan wilayah Gaza, membuat penduduknya berada di ambang kelaparan akut.

5. Tanggapan Internasional

Krisis di Gaza tidak hanya menjadi perhatian regional tetapi juga internasional. Banyak negara dan organisasi internasional yang mengutuk tindakan kekerasan yang terjadi dan menyerukan gencatan senjata segera. Mereka menekankan pentingnya perlindungan warga sipil dan mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan eskalasi kekerasan. Namun, sampai saat ini, upaya untuk mencapai gencatan senjata yang berkelanjutan masih menghadapi banyak tantangan.

6. Konsekuensi Ekonomi dan Sosial

Kerusakan infrastruktur dan blokade yang berlangsung lama telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi penduduk Gaza. Akses terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan layanan kesehatan sangat terbatas. Krisis ini juga berdampak pada perekonomian Gaza, dengan banyak bisnis yang hancur dan tingkat pengangguran yang tinggi. Anak-anak dan remaja, yang merupakan sebagian besar populasi Gaza, menghadapi masa depan yang suram dengan akses pendidikan yang terbatas.

Baca juga artikel : Unjuk Rasa di Taiwan Menyambut Pelantikan Presiden Baru

7. Upaya Kemanusiaan

Berbagai organisasi kemanusiaan terus berusaha memberikan bantuan kepada penduduk Gaza meskipun menghadapi banyak kendala. Bantuan yang diberikan termasuk makanan, obat-obatan, dan perlengkapan kebersihan. Namun, dengan meningkatnya intensitas konflik, banyak organisasi menghadapi kesulitan dalam mendistribusikan bantuan. Mereka juga menyerukan kepada komunitas internasional untuk memberikan tekanan lebih besar pada Israel dan Hamas agar menghentikan kekerasan dan memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk dengan aman ke Gaza.

8. Harapan untuk Perdamaian

Meskipun situasi di Gaza tampak suram, masih ada harapan untuk perdamaian. Banyak pihak yang terus berupaya untuk membawa kedua belah pihak ke meja perundingan. Solusi dua negara, yang telah lama diusulkan, masih dianggap sebagai jalan keluar terbaik untuk konflik ini. Namun, untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, dibutuhkan komitmen kuat dari semua pihak yang terlibat dan dukungan dari komunitas internasional.

Krisis yang berlangsung di Gaza merupakan salah satu konflik paling kompleks dan berlarut-larut di dunia. Pernyataan Presiden Mahmoud Abbas yang menyalahkan Hamas atas kerusakan yang terjadi di Gaza menyoroti betapa rumitnya situasi ini. Liga Arab, melalui Deklarasi Manama, telah menyerukan gencatan senjata dan perlindungan internasional bagi Palestina. Namun, dengan meningkatnya intensitas serangan di Rafah dan semakin banyaknya korban jiwa, solusi yang berkelanjutan tampaknya masih jauh dari jangkauan. Dibutuhkan upaya yang lebih besar dari komunitas internasional dan komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk mencapai perdamaian yang abadi. Cari tahu juga informasi menarik dan terupdate lainnya di Tabloid Pagi

© Copyright 2022 - liputan889 - Informasi Berita Terbaru Saat Ini