Liputan889 - Menjelang pelantikan presiden baru Taiwan, Lai Ching-te, ratusan pendukung partai oposisi berkumpul di ibu kota, Taipei, untuk menyampaikan protes mereka. Para demonstran, yang berasal dari Partai Rakyat Taiwan (TPP) dan Partai Kuomintang (KMT), memprotes kemenangan Partai Progresif Demokratik (DPP) dalam pemilihan umum yang membawa Lai Ching-te ke kursi presiden untuk empat tahun ke depan.
Gelombang Protes di Taipei
Pada Minggu (19/5/2024), di luar markas DPP, para pengunjuk rasa mengacungkan jambu biji—dalam Bahasa Mandarin disebut "ba le"—yang juga merupakan simbol dari janji-janji kosong. “Janji-janji kosong DPP sudah terbukti dan mereka terus menunjukkan arogansi mereka,” seru Ko Wen-je, pemimpin TPP, di tengah kerumunan.
Kekecewaan Terhadap Kepemimpinan Tsai Ing-wen
Sejumlah demonstran menyatakan kekecewaan mereka terhadap pemerintahan sebelumnya di bawah Presiden Tsai Ing-wen. Salah satu demonstran, Samuel Chang, mengungkapkan bahwa ia pernah mendukung DPP dan memilih Tsai Ing-wen pada 2016. “Namun setelah delapan tahun, tidak ada perubahan yang berarti,” kata Samuel. “DPP mengkhianati kita. Bukan kita yang mengkhianati mereka,” lanjutnya.
Pelantikan Lai Ching-te
Lai Ching-te, yang juga dikenal sebagai William Lai, dilantik pada Senin pagi untuk menggantikan Tsai Ing-wen sebagai presiden Taiwan. Lai, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden Tsai selama empat tahun terakhir, berasal dari Partai Progresif Demokratik (DPP). Pengalaman politiknya yang luas mencakup peran sebagai anggota parlemen dan Wali Kota Tainan.
Pria berusia 64 tahun ini menekankan pentingnya mempertahankan status quo di Selat Taiwan dan tidak mengubah nama resmi Republik China (ROC). Dia mengikuti jejak Tsai Ing-wen dengan menolak klaim kedaulatan China atas Taiwan, sambil terus menawarkan pembicaraan dengan Beijing yang selalu ditolak.
Profil Singkat Lai Ching-te
Dalam pemilihan umum Taiwan pada Januari lalu, Lai Ching-te memenangkan sekitar 40 persen suara, mengalahkan Hou Yu-ih dari partai oposisi Kuomintang dan Ko Wen-je dari Partai Rakyat Taiwan. Lai lahir pada 1959 di Distrik Wanli, Kota New Taipei, Taiwan, dan memiliki latar belakang pendidikan yang impresif di bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Karier Politik Lai Ching-te
Lai Ching-te memulai kariernya di dunia medis sebagai dokter lulusan Universitas Nasional Taiwan dan melanjutkan pendidikan di Universitas Nasional Cheng Kung serta Universitas Harvard di Amerika Serikat. Meski memiliki latar belakang medis yang kuat, Lai memutuskan untuk beralih ke dunia politik pada 1994. Setelah terlibat dalam tim sukses seorang gubernur dari DPP, dua tahun kemudian ia meninggalkan dunia medis untuk fokus pada politik.
Lai dikenal karena pendiriannya yang tegas terhadap Beijing dan usahanya untuk mempertahankan kedaulatan Taiwan. Meskipun sering kali dipandang sebagai tokoh yang keras, Lai juga menunjukkan kemampuan diplomasi dengan menawarkan pembicaraan kepada China, meskipun selalu ditolak.
Baca juga artikel : Profil Ebrahim Raisi: Presiden Iran yang Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter
Tantangan yang Dihadapi Pemerintahan Baru
Pemerintahan baru di bawah Lai Ching-te menghadapi berbagai tantangan, termasuk hubungan yang tegang dengan China dan masalah domestik seperti kepuasan publik terhadap pemerintah. Protes yang terjadi menjelang pelantikannya mencerminkan ketidakpuasan sebagian masyarakat terhadap DPP dan pemerintahan sebelumnya.
Para pemimpin oposisi, seperti Ko Wen-je dan partai KMT, terus menekan pemerintahan baru untuk memenuhi janji-janjinya dan memperbaiki kebijakan yang dianggap tidak berhasil. Keberhasilan Lai dalam mengatasi tantangan ini akan menjadi penentu utama stabilitas politik dan sosial di Taiwan selama masa jabatannya.
Masa Depan Taiwan di Bawah Kepemimpinan Lai Ching-te
Dengan latar belakang yang kuat dalam pemerintahan dan politik, Lai Ching-te diharapkan mampu membawa Taiwan menuju masa depan yang lebih stabil dan makmur. Komitmennya untuk mempertahankan status quo di Selat Taiwan dan menjaga kedaulatan negara menjadi harapan bagi banyak warga Taiwan. Namun, tantangan dari dalam dan luar negeri akan menguji kemampuan Lai dalam memimpin dan mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan rakyat Taiwan.
Keberhasilan Lai Ching-te dalam memimpin Taiwan juga akan sangat bergantung pada kemampuannya untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk partai oposisi dan komunitas internasional. Dengan pendekatan yang tepat, pemerintahan baru ini memiliki peluang untuk menciptakan perubahan positif yang diharapkan oleh banyak warga Taiwan.
Demikianlah gambaran mengenai situasi politik di Taiwan menjelang pelantikan presiden baru, Lai Ching-te, serta profil singkat dan tantangan yang dihadapinya. Cari tahu juga informasi menarik dan terupdate lainnya di Warkop Pagi
Social Header