Liputan889 - Finlandia akan mengusulkan Rancangan Undang-Undang (RUU) pekan depan yang memungkinkan otoritas perbatasan menolak masuknya pencari suaka yang datang dari Rusia. Pengumuman ini disampaikan oleh Perdana Menteri Petteri Orpo pada Minggu, 19 Mei 2024.
Latar Belakang Penutupan Perbatasan
Tahun lalu, Finlandia menutup seluruh perbatasannya dengan Rusia akibat meningkatnya jumlah pendatang dari berbagai negara seperti Suriah dan Somalia yang tidak memiliki dokumen sah untuk memasuki Uni Eropa (UE). Helsinki menuding Moskow menggunakan migrasi sebagai senjata melawan negaranya dan UE, meski tuduhan ini dibantah oleh Kremlin.
Finlandia juga membuat Rusia kesal dengan bergabung ke aliansi NATO, meninggalkan posisi militer non-blok yang telah lama dipegangnya sebagai respons terhadap invasi Moskow ke Ukraina. Selain itu, Finlandia telah menandatangani pakta pertahanan bilateral dengan Amerika Serikat (AS).
Penerapan yang Bersifat Sementara dan Terbatas
Menurut laporan Reuters, RUU yang diusulkan oleh koalisi pemerintah sayap kanan ini mengakui bahwa mengembalikan migran ke Rusia tanpa memproses permohonan suaka mereka melanggar komitmen hak asasi manusia internasional Finlandia. Namun, penerapannya disebut hanya bersifat sementara dan terbatas.
Orpo menyatakan bahwa RUU tersebut akan diajukan ke parlemen minggu depan dan akan diserahkan ke komite konstitusi untuk ditinjau. "Karena fenomena ini berada di tangan Rusia, siapa yang datang, dari mana dan kapan, ke perbatasan Finlandia, kami tidak dapat mengizinkannya. Oleh karena itu kami harus memperketat undang-undang kami,” kata Orpo kepada wartawan.
Finlandia memiliki perbatasan sepanjang 1.340 km dengan Rusia.
Kekhawatiran akan Migran yang Berdatangan di Tengah Cuaca Hangat
Menurut data dari Penjaga Perbatasan, kurang dari 40 migran telah melintasi perbatasan dari Rusia melalui hutan belantara tahun ini sejak Finlandia menutup penyeberangan daratnya. Sementara sekitar 1.300 migran tiba melalui penyeberangan tahun lalu. Satu perlintasan kereta api tetap dibuka, namun hanya untuk kargo.
Para pemimpin Finlandia mengatakan, undang-undang tersebut diperlukan karena para migran dapat mulai berdatangan lagi seiring dengan cuaca yang lebih hangat. “Masih ada ribuan orang di Rusia yang menunggu kesempatan untuk mencapai perbatasan Finlandia,” kata Orpo, mengutip laporan intelijen.
Pengecualian untuk Anak-anak dan Penyandang Disabilitas
RUU ini akan memungkinkan otoritas perbatasan untuk menolak pencari suaka yang menyeberang dari Rusia, dengan atau tanpa menggunakan kekerasan. Namun, hal ini tidak berlaku bagi anak-anak dan penyandang disabilitas, yang permohonan suakanya akan terus diterima oleh Finlandia.
Kelompok oposisi terbesar Finlandia, Sosial Demokrat, mengatakan bahwa mereka tidak akan berkomitmen untuk mendukung RUU tersebut sebelum parlemen membahas versi finalnya. Sementara itu, Ombudsman Finlandia untuk non-diskriminasi, Kristina Stenman, mengungkapkan kekhawatirannya atas kemungkinan Finlandia menolak permohonan suaka dari orang-orang yang tiba di perbatasan.
Baca juga artikel : Perketat Aturan Visa Pelajar Australia: Tabungan Minimal Rp314 Juta
Dampak dan Kontroversi
RUU ini telah menimbulkan kontroversi, baik di dalam negeri maupun internasional. Kritikus berpendapat bahwa langkah ini bertentangan dengan prinsip-prinsip hak asasi manusia dan kewajiban internasional Finlandia. Pendukung RUU, di sisi lain, berpendapat bahwa langkah ini diperlukan untuk menjaga keamanan nasional dan mengelola arus migrasi yang tidak terkendali.
Keputusan Finlandia untuk menutup perbatasan dan mengusulkan RUU ini juga mencerminkan ketegangan yang meningkat antara negara-negara Eropa dan Rusia, terutama setelah invasi Rusia ke Ukraina. Langkah ini dapat mempengaruhi hubungan diplomatik dan politik antara Finlandia dan Rusia, serta memperburuk situasi bagi para pencari suaka yang mencari perlindungan.
Dalam situasi ini, Finlandia harus menyeimbangkan antara kepentingan keamanan nasional dan komitmen terhadap hak asasi manusia. Proses legislasi RUU ini akan diawasi dengan ketat oleh komunitas internasional, dan hasil akhirnya akan berdampak signifikan pada kebijakan migrasi dan hubungan internasional Finlandia di masa depan. Cari tahu juga informasi menarik dan terupdate lainnya di Portal Malam
Social Header