Breaking News

Perketat Aturan Visa Pelajar Australia: Tabungan Minimal Rp314 Juta

 


Liputan889 - Australia telah mengumumkan langkah-langkah untuk memperketat aturan visa bagi pelajar asing sebagai bagian dari upaya untuk mengelola migrasi. Aturan baru yang diumumkan pada Rabu (8/5/2024) akan meningkatkan persyaratan tabungan yang dibutuhkan bagi pelajar internasional untuk mendapatkan visa mereka.

Persyaratan Tabungan yang Diperketat

Pelajar asing yang ingin memperoleh visa di Australia akan diharuskan untuk menunjukkan bukti tabungan minimal sekitar Rp314 juta. Ini setara dengan 29.710 dolar Australia per 10 Mei 2024. Kenaikan ini merupakan yang kedua dalam waktu sekitar tujuh bulan. Sebelumnya, jumlah tabungan yang dibutuhkan adalah 24.505 dolar Australia (Rp259,2 juta) pada Oktober 2023, naik dari 21.041 dolar Australia (Rp222,6 juta).

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari rencana Australia untuk mengurangi separuh jumlah migrasi bersih pada tahun 2025. Pemerintah juga akan lebih keras dalam menindak pelajar internasional yang menggunakan visa pelajar sebagai jalan untuk bekerja dan mendapatkan izin tinggal permanen di negara tersebut.

Menurut laporan Departemen Dalam Negeri, jumlah penolakan permohonan visa pelajar asing telah mencapai rekor tertinggi. Hingga Maret tahun ini, satu dari lima permohonan visa pelajar ditolak. Visa yang diberikan kepada pelajar India turun 48 persen, sedangkan visa untuk pelajar Nepal dan Pakistan masing-masing turun 53 dan 55 persen antara Desember 2022 dan Desember 2023.

Departemen tersebut juga mencatat bahwa peningkatan permohonan yang tidak lengkap dan dokumentasi palsu telah menyebabkan peningkatan tingkat penolakan visa dan waktu pemrosesan yang lebih lama.

Reformasi Lain dalam Pengelolaan Migrasi

Selain memperketat persyaratan visa, pemerintah Australia juga telah mengumumkan serangkaian reformasi lainnya. Ini termasuk penerapan tes bahasa Inggris yang lebih ketat dan peraturan bagi agen pendidikan yang membawa pelajar asing ke Australia.

Menteri Dalam Negeri Clare O'Neil mengungkapkan bahwa surat peringatan telah dikirimkan kepada 34 penyedia pendidikan karena praktik perekrutan yang tidak asli atau eksploitatif. Jika terbukti bersalah, mereka bisa dikenakan hukuman penjara hingga dua tahun dan dilarang merekrut pelajar.

O'Neil menegaskan bahwa penyedia layanan yang curang tidak akan ditoleransi di sektor pendidikan internasional Australia. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menghilangkan penyedia layanan pendidikan yang tidak bermoral yang berusaha mengeksploitasi orang dan merusak reputasi sektor pendidikan internasional Australia.

Baca juga artikel : Mengenal 4 Aktris Muda Pemeran Utama di Film MD Pictures 2024

Dampak pada Ekonomi dan Industri Pendidikan

Pendidikan internasional adalah salah satu industri ekspor terbesar Australia, bernilai 36,4 miliar dolar Australia (Rp384,9 triliun) bagi ekonomi negara itu pada tahun 2022-2023. Namun, lonjakan migrasi yang sebagian besar didorong oleh pelajar internasional telah menimbulkan tekanan pada pemerintah Australia, terutama terkait dengan meningkatnya harga sewa di seluruh negeri.

Pemerintah memperkirakan bahwa kebijakan baru ini dapat membantu mengurangi separuh jumlah migran di Australia dalam dua tahun ke depan. Ini merupakan langkah penting untuk mengendalikan tekanan pada pasar persewaan dan menyeimbangkan masalah migrasi di negara tersebut.

Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Australia untuk mengelola migrasi dengan lebih efektif sambil mempertahankan kualitas pendidikan internasional yang tinggi dan reputasi sebagai destinasi pendidikan yang diminati. Cari tahu juga informasi menarik dan terupdate lainnya di Portal Sore

© Copyright 2022 - liputan889 - Informasi Berita Terbaru Saat Ini