Breaking News

Trend AI Makin Mengkhawatirkan, Ini Tips dari Menkominfo untuk Menghadapinya

 


Liputan889 - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi memberikan empat kiat kepada perusahaan-perusahaan media agar dapat tetap eksis dalam menghadapi perkembangan tren kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Pertama, Budi menekankan pentingnya berinovasi dalam proses bisnis untuk tetap bersaing. Media diharapkan mampu menggunakan cara baru guna meningkatkan basis pelanggan dan menarik lebih banyak pelanggan dengan akses premium.

Kedua, Budi mendorong perusahaan media untuk mengadopsi teknologi baru, termasuk AI, sebagai peluang untuk menumbuhkan bisnis dan mencapai kinerja optimal. Salah satu cara yang disarankan adalah memanfaatkan AI sebagai pengelola untuk melakukan diversifikasi saluran melalui layanan pesan instan dan video.

Sebagai kiat ketiga, Budi menyarankan perusahaan media untuk melakukan upskilling karyawan agar memiliki kemampuan yang diperlukan dalam menghadapi tantangan dan peluang yang muncul akibat perkembangan teknologi.

Terakhir, Budi menyarankan perusahaan media untuk menghadirkan konten-konten baru sesuai dengan perkembangan digitalisasi, seperti pembuatan siaran radio daring (siniar) atau podcast. Hal ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses konten jurnalistik yang dapat dipercaya.

Budi optimis bahwa dengan menerapkan keempat kiat tersebut secara berkesinambungan, kehadiran AI sebagai bagian dari disrupsi digital bukanlah suatu penghalang, melainkan menjadi peluang bagi pertumbuhan media. 

Trend AI Makin Mengkhawatirkan

Menurut data dari Asosiasi Surat Kabar dan Penerbitan Berita Dunia (WAN-IFRA), pendapatan industri pers global mengalami peningkatan dari 112,4 miliar dolar AS pada 2021-2022 menjadi 130,02 miliar dolar AS pada laporan 2022-2023. 

Peningkatan ini menunjukkan bahwa media tetap mampu bertumbuh di tengah disrupsi digital, memberikan optimisme bagi media nasional untuk tetap eksis.

Perkembangan AI di 2024

Pada tahun 2024 diprediksi akan menjadi periode penting dalam evolusi kecerdasan buatan (AI) dengan beberapa perkembangan yang menarik. Salah satu tren yang diantisipasi adalah kemajuan dalam Generative AI, di mana teknologi ini akan digunakan secara luas dalam seni, desain, media, hiburan, penelitian, dan pengembangan.

Generative AI akan menjadi alat kreatif yang kuat, menghasilkan karya yang unik dan inovatif.

Pentingnya AI yang dapat dijelaskan (AI Explainable) juga diprediksi akan semakin meningkat. Permintaan untuk AI yang transparan dan dapat dimengerti oleh pengguna akan menjadi fokus utama, membantu memahami bagaimana keputusan AI dibuat dan alasan di baliknya.

Konsep AI for Good juga akan terus berkembang, dengan AI diarahkan untuk mengatasi tantangan global. Penggunaan AI dalam menghadapi isu-isu seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan kesehatan diperkirakan akan semakin meluas, memberikan dampak positif bagi masyarakat global.

Semakin matangnya diskusi seputar etika AI diharapkan menjadi bagian integral dari perkembangan teknologi ini. 

Para pemangku kepentingan akan berkolaborasi untuk merumuskan pedoman dan peraturan yang memastikan penggunaan AI yang etis dan bertanggung jawab.

Penggunaan AI di tempat kerja juga diprediksi akan meningkat secara signifikan. AI akan berperan dalam otomatisasi tugas-tugas tertentu dan memberikan dukungan kepada karyawan untuk meningkatkan efisiensi di lingkungan kerja.

Dengan semua perkembangan ini, tahun 2024 akan menjadi periode yang menarik dan penuh tantangan bagi dunia kecerdasan buatan, di mana teknologi ini tidak hanya terus berkembang dalam hal kecanggihan, tetapi juga dalam konteks penerapan yang lebih luas untuk kebaikan bersama.

Baca juga artikel : Indonesia Disebut Harus Dukung Industri Baja Setelah Terdampak CBAM

Menghadapi teknologi AI yang terus berkembang, penting untuk memiliki sikap terbuka dan kemauan untuk terus belajar tentang kemampuan serta keterbatasannya. 

Selalu ikuti perkembangan terbaru AI, memahami potensinya, dan menjauhi ketakutan atau penolakan tanpa dasar akan membantu individu beradaptasi secara positif.

Meskipun AI membawa manfaat besar, potensi risiko juga melekat. Oleh karena itu, penggunaan AI harus bijak dan beretika. 

Pastikan bahwa teknologi ini dimanfaatkan untuk tujuan yang positif dan tidak merugikan pihak lain. Aspek privasi, transparansi, dan keadilan perlu diperhatikan dalam setiap implementasi AI.


© Copyright 2022 - liputan889 - Informasi Berita Terbaru Saat Ini