Liputan889 - Emmanuel Petit, mantan pemain Barcelona, memberikan pandangan kritis terhadap perjalanan pelatih Xavi Hernandez di klub tersebut hingga keputusannya untuk meninggalkan.
Petit menyatakan bahwa Xavi terlalu banyak mengeluh, sebuah pendapat yang muncul setelah pengumuman bahwa Xavi akan meninggalkan Barcelona pada akhir musim meskipun masih terikat kontrak hingga 2025.
Alasannya, Xavi merasa bahwa klub memerlukan perubahan untuk meningkatkan performa di musim mendatang setelah mengalami kesulitan pada musim ini.
Mantan Pemain Barcelona Ini Bongkar Sifat Xavi Hernandez
Meskipun berhasil membawa Barcelona meraih gelar LaLiga dan Piala Super Spanyol musim lalu, musim ini Xavi menghadapi berbagai kesulitan. Barcelona tercecer dalam persaingan LaLiga, dan kehilangan trofi di Piala Super Spanyol serta Copa del Rey.
Petit mengakui bahwa Barcelona mengalami banyak masalah di dalam dan luar lapangan, dan dia memahami kritik yang dialamatkan kepada Xavi. Namun, Petit tidak merasa simpati terhadap cara Xavi menanggapi situasi sulit tersebut.
Dalam komentarnya kepada AS, Petit menyebut bahwa Xavi telah sering mengeluh tentang berbagai hal selama beberapa bulan terakhir, seperti masalah wasit, keuangan, pemain yang tidak fit, dan kurangnya komitmen 100%.
Petit berpendapat bahwa Xavi selalu mencoba menemukan alasan berbeda untuk menjelaskan musim sulit yang dihadapi Barcelona.
Petit kemudian menjelaskan bahwa Xavi berbicara tentang merasa tidak dihargai, namun menurutnya, itu adalah harga yang harus dibayar ketika Anda melatih klub besar. Dia memberi contoh kasus Ancelotti yang mengalami hal serupa di PSG.
Petit menyimpulkan bahwa menjadi pelatih di klub top memiliki risiko dan tanggung jawab tertentu, dan inilah harga yang harus dibayar jika ingin melatih di level tertinggi.
Perjalanan Xavi Hernandez Melatih Barcelona
Perjalanan Xavi Hernandez sebagai pelatih Barcelona dimulai pada 6 November 2021, ketika legenda klub ini kembali ke pangkuan Blaugrana menyusul pemecatan Ronald Koeman.
Saat itu, Barcelona menghadapi tantangan besar dengan berada di posisi kesembilan klasemen La Liga dan mengalami kesulitan finansial yang cukup serius. Xavi pun dikontrak hingga Juni 2024 dengan misi besar untuk mengembalikan kejayaan klub yang pernah membesarkannya.
Tantangan pertama yang dihadapi Xavi adalah memiliki skuad yang tidak sekuat dulu, sehingga ia perlu membangun kembali tim dengan memasukkan pemain muda. Selain itu, Barcelona juga harus beradaptasi dengan aturan Financial Fair Play (FFP) yang ketat, menambah kompleksitas tugas Xavi. Tidak kalah sulit, Barcelona juga harus bersaing dengan Real Madrid yang sedang mendominasi La Liga.
Meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan, di bawah kepemimpinan Xavi, Barcelona menunjukkan perkembangan positif.
Mereka kembali memainkan gaya tiki-taka yang khas dan mulai meraih kemenangan di La Liga. Puncak dari perjalanan ini terlihat pada musim 2022-2023, di mana Barcelona berhasil meraih trofi Copa del Rey dan Liga Europa.
Melangkah ke musim 2023-2024, Barcelona tampil lebih kompetitif di La Liga dan Liga Champions. Saat ini, mereka memimpin klasemen La Liga dan berhasil lolos ke babak 16 besar Liga Champions.
Baca juga artikel : PSSI Kontrak Pelatih Jepang yang Pernah Menang Piala Dunia untuk Timnas Wanita
Antusiasme dan harapan tumbuh bahwa Xavi akan membawa Barcelona kembali ke era kejayaan yang pernah mereka alami. Dengan perjalanan yang menjanjikan ini, prediksi optimis menggambarkan Xavi sebagai arsitek yang akan membawa Barcelona kembali ke puncak prestasi.
Sebelum memimpin Barcelona, Xavi berhasil menunjukkan kemampuannya di kancah internasional dengan membawa tim Al-Sadd meraih gelar Juara Liga Emir Qatar pada tahun 2019. Pencapaiannya semakin bersinar dengan kemenangan dalam Piala Emir Qatar dan Piala Sheikh Jassim pada tahun 2017.
Namun, prestasi Xavi tak hanya terbatas pada panggung Qatar. Pada tahun 2022, dalam peran kepemimpinannya, Barcelona berhasil menyabet gelar Juara Liga Europa, menandai pencapaian gemilangnya di tingkat Eropa. Puncak dari perjalanan yang membanggakan ini datang pada musim 2022-2023, ketika Barcelona berhasil meraih trofi Copa del Rey, menambah koleksi prestasinya sebagai pelatih.
Social Header