Liputan889 - Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengeluarkan peringatan tegas terhadap perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada Senin (12/2), terkait potensi serangan di Rafah, Gaza selatan.
Abdollahian menyatakan bahwa jika Israel melanjutkan serangan di wilayah tersebut, itu akan berdampak buruk bagi Tel Aviv, memperingatkan mengenai "konsekuensi buruk" terkait kejahatan perang dan genosida terhadap pengungsi Palestina di Rafah.
Netanyahu, sebagai tanggapan, memerintahkan tentara Israel untuk merancang rencana evakuasi warga sipil di Rafah, di mana lebih dari 1,4 juta orang mencari perlindungan dari serangan sejak 7 Oktober.
Pengeboman berkelanjutan Israel di wilayah tersebut telah menimbulkan dampak yang parah, dengan setidaknya 28.340 korban jiwa dan kerusakan besar-besaran, serta kelangkaan barang kebutuhan.
Akibat perang Israel di Gaza, 85 persen penduduknya mengungsi sambil menghadapi keterbatasan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sebanyak 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut mengalami kerusakan atau hancur, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pada Januari 2024, Mahkamah Internasional (ICJ) mengeluarkan perintah sementara kepada pemerintah Israel untuk menghentikan tindakan genosida dan memastikan bantuan kemanusiaan mencapai warga sipil di Gaza.
Mengapa Rafah Menjadi Kota yang Penting
Kota Rafah, terletak di ujung selatan Jalur Gaza, menjadi saksi sejarah konflik dan ketegangan yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Kota ini memiliki peran penting sebagai pintu gerbang utama jalur perdagangan dan transportasi antara Jalur Gaza dengan dunia luar, terutama melalui Terminal Penyeberangan Rafah yang menghubungkan wilayah tersebut dengan Mesir.
Namun, hidup di Kota Rafah tidak pernah mudah, dipenuhi dengan tantangan ekonomi, sosial, dan keamanan.
Secara geografis, Kota Rafah terletak di perbatasan langsung antara Jalur Gaza dan Mesir. Keberadaannya menjadikannya tempat strategis yang menghubungkan dua wilayah tersebut.
Terminal Penyeberangan Rafah menjadi pusat vital bagi warga Gaza, menjadi akses utama bagi mereka untuk keluar dan masuk ke wilayah mereka.
Namun, harapan ini seringkali terhalang oleh penutupan terminal oleh pihak Mesir, meninggalkan penduduk Kota Rafah terisolasi dan terbatas dalam pergerakan mereka.
Perekonomian Kota Rafah
Ekonomi Kota Rafah sangat tergantung pada sektor perdagangan informal dan jasa penyeberangan perbatasan.
Arus barang dan orang melalui perbatasan Mesir memainkan peran kunci dalam menentukan kesejahteraan ekonomi penduduk. Penutupan terminal oleh pihak Mesir dapat merugikan secara signifikan, meninggalkan banyak warga Rafah tanpa mata pencaharian yang stabil.
Ketegangan politik dan konflik bersenjata antara Israel dan Palestina sering mencapai puncaknya di Kota Rafah.
Baca juga artikel : Indonesia Ikuti Rapat KTT G20, Kutuk Agresi Israel di Palestina
Wilayah ini kerap menjadi sasaran bentrokan senjata dan pengeboman, meninggalkan bekas-bekas perang yang terasa dalam kehidupan sehari-hari penduduk. Rumah-rumah hancur, infrastruktur rusak, dan trauma psikologis menjadi bagian dari realitas yang sulit dihindari.
Dengan mayoritas penduduk Kota Rafah adalah etnis Palestina, mereka mengalami dampak langsung dari konflik berkepanjangan ini. Bahasa Arab Palestin menjadi bahasa sehari-hari yang digunakan di kota ini, menjadi simbol identitas dan keberlanjutan budaya dalam menghadapi tekanan eksternal.
Tantangan yang dihadapi oleh penduduk Kota Rafah mencerminkan kompleksitas situasi di wilayah tersebut.
Perubahan politik, kebijakan perbatasan yang ketat, dan konflik bersenjata yang berkelanjutan memberikan gambaran tentang hidup yang sulit dan tidak pasti bagi warga Kota Rafah. Mereka terus berjuang untuk bertahan dan mencari cara untuk meraih masa depan yang lebih baik.
Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi komunitas internasional untuk memahami dan mendukung upaya pemulihan Kota Rafah.
Pembukaan Terminal Penyeberangan Rafah secara konsisten, bantuan kemanusiaan, dan dukungan untuk pembangunan ekonomi lokal dapat menjadi langkah-langkah awal dalam membantu penduduk Kota Rafah mengatasi kesulitan mereka.
Social Header