Breaking News

Beras Makin Langka dan Mahal, Mendag Minta Masyarakat Beli Beras Bulog Saja


Liputan889 - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memberikan saran kepada masyarakat yang biasanya membeli beras Premium untuk beralih ke beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog. 

Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan pandangannya saat melakukan pemantauan harga beras di Transmart Cempaka Putih, Jakarta, pada Senin (19/2/2024).

Menurut Mendag, dengan beralih ke beras SPHP, masyarakat dapat mengatasi kenaikan harga dan memastikan ketersediaan stok beras premium. Selain itu, beras SPHP yang tersedia di ritel modern juga dijual dengan harga lebih terjangkau, yaitu sekitar Rp 54.000 per 5 kg.

Mendag berharap bahwa dengan sebagian masyarakat beralih ke beras SPHP, pasokan beras premium dapat menjadi lebih cukup. Dia menekankan bahwa beras SPHP dari Bulog memiliki potensi untuk menyediakan stok yang memadai, mengingat Pemerintah melalui Bulog telah menyediakan 1,3 juta ton untuk SPHP.

Mendag optimistis bahwa stok beras SPHP dari Bulog akan mencukupi kebutuhan masyarakat, terutama yang biasa membeli beras di ritel modern. Dia menjelaskan bahwa ritel modern saat ini jarang menjual beras premium karena harganya sudah mahal ketika dijual oleh produsen ke ritel modern. 

Oleh karena itu, beralih ke beras SPHP dianggap sebagai solusi yang lebih ekonomis dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Beras Makin Langka dan Mahal

Mendag Zulkifli Hasan juga membahas alasan di balik kebijakan ritel modern yang tidak menjual beras premium, menyebutkan bahwa harga beras premium yang dijual di ritel modern mencapai kisaran Rp 80.000 per 5 kg, sedangkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sekitar Rp 69.500 per 5 kg. Hal ini menyebabkan beras premium menjadi langka di ritel modern karena harga yang tinggi.

Dengan langkah-langkah ini, Mendag berharap dapat mengatasi tantangan kenaikan harga beras dan memastikan ketersediaan stok yang memadai untuk masyarakat.

Dampak dari El Nino

Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa salah satu penyebab kenaikan harga beras secara nasional adalah dampak dari fenomena El Nino. El Nino menyebabkan mundurnya masa panen raya, yang berdampak pada peningkatan permintaan beras namun dengan ketersediaan stok yang terbatas.

Mendag Zulkifli Hasan menekankan bahwa ketidakpastian pasokan akibat El Nino menjadi salah satu faktor penting dalam kenaikan harga beras di seluruh Indonesia. Panen yang terlambat mengakibatkan kurangnya pasokan, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan dan menekan ketersediaan stok beras.

Baca juga artikel : Gunung Marapi Erupsi, Kota Bukittinggi Dilanda Hujan Abu Vulkanik Tebal

Dalam menghadapi tantangan ini, Pemerintah mengambil langkah untuk mengantisipasi kelangkaan dan kenaikan harga beras Premium di ritel modern dengan terus menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog. 

Dengan menghadirkan beras SPHP ke pasaran, Pemerintah berupaya untuk menstabilkan harga dan memastikan ketersediaan beras dengan harga terjangkau.

Mendag juga mencatat bahwa harga beras SPHP yang dijual oleh Bulog di ritel modern memiliki harga yang terjangkau, yakni sekitar Rp 54.000 per 5 kg. 

Dia menekankan bahwa beras SPHP ini dijual dengan harga subsidi, yang dapat membantu masyarakat mendapatkan beras dengan biaya yang lebih terjangkau.

Sebagai informasi tambahan, Mendag memberikan perbandingan antara Harga Eceran Tertinggi (HET) dan harga pasar untuk beras premium.

 HET beras premium untuk Zona 1 adalah Rp 13.900/kg, Zona 2 sebesar Rp 14.400/kg, dan Zona 3 sebesar Rp 14.800/kg. Namun, harga beras premium di pasar mencapai sekitar Rp 19.214 per kg, yang dapat menyebabkan harga per 5 kg mencapai angka Rp 96.070.

© Copyright 2022 - liputan889 - Informasi Berita Terbaru Saat Ini