Liputan889 - Bank Indonesia (BI) mengakui bahwa kebijakan hilirisasi nikel yang diterapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan kontribusi positif terhadap ketahanan ekonomi nasional.
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menjelaskan bahwa sejak penerapan hilirisasi, nilai ekspor Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan komoditas yang diekspor bukan lagi berupa bahan mentah.
Destry menyatakan bahwa dampak hilirisasi dapat dirasakan dengan jelas, terutama dalam sektor nikel, karena ekspor Indonesia tidak hanya terbatas pada komoditas mentah.
Berkat hilirisasi, neraca dagang Indonesia secara konsisten mencatat surplus dalam perdagangan dengan China.
Nilainya mencapai US$9 juta atau sekitar Rp141,13 miliar.
"Sejak hilirisasi, perdagangan dengan China, kita surplus sejak 2021, 2022, dan kemarin surplus sekitar US$9 juta dari China," ungkap Destry.
Meskipun hilirisasi masih dalam tahap awal, namun dampak positifnya telah terasa. Destry menilai bahwa pergeseran struktur ekonomi dari bahan mentah ke segmen pengolahan industri telah membawa dampak positif.
Penting untuk dicatat bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan barang Indonesia kembali mencatat surplus sebesar US$3,31 miliar pada Desember 2023.
Hal ini disebabkan oleh tingginya nilai ekspor dibandingkan dengan impor.
Peningkatan ini terutama didukung oleh sektor non-migas, dengan komoditas seperti bahan bakar mineral, lemak, dan minyak hewan/nabati, besi, dan baja menjadi penyumbang utama.
Dengan pencatatan surplus selama 44 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, neraca perdagangan Indonesia terus menunjukkan keberlanjutan hasil positifnya.
Apa yang Dimaksud Hilirisasi?
Hilirisasi merupakan suatu strategi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah suatu produk dengan melakukan pengolahan lebih lanjut di dalam negeri.
Konsep ini dapat dijelaskan secara sederhana sebagai proses mengubah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau jadi, dengan penambahan nilai tambah untuk meningkatkan daya jual produk.
Hilirisasi juga memiliki peran penting dalam memperkuat struktur industri dalam negeri.
Dalam prakteknya, hilirisasi dapat diilustrasikan melalui beberapa contoh, seperti dalam sektor nikel yang mengalami transformasi dari bijih nikel menjadi baterai lithium, sektor batu bara yang mengalami proses gasifikasi batubara, atau sektor karet yang menghasilkan produk akhir berupa ban mobil.
Tujuan utama dari implementasi hilirisasi melibatkan peningkatan pendapatan negara, penciptaan lapangan pekerjaan, meningkatkan daya saing industri dalam negeri, serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
Keberhasilan hilirisasi membawa sejumlah manfaat, termasuk peningkatan nilai tambah produk, pendapatan negara yang lebih tinggi dari sektor ekspor, penciptaan lapangan pekerjaan, dan peningkatan daya saing industri lokal.
Baca juga artikel : Wow! Bos TikTok Ini Mundur dan Milih Fokus ke CapCut, Apa Rencananya?
Namun, terdapat pula sejumlah tantangan yang harus dihadapi, seperti memerlukan investasi yang besar, kebutuhan teknologi yang canggih, perlunya sumber daya manusia yang terampil, dan infrastruktur yang memadai.
Contoh Hilirisasi di Indonesia antara lain:
- Nikel: Dari bijih nikel menjadi baterai lithium.
- Batu bara: Dari batu bara menjadi gasifikasi batubara.
- Karet: Dari karet mentah menjadi ban mobil.
- Tembaga: Dari konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga.
- Sawit: Dari CPO menjadi produk turunan seperti biodiesel, oleokimia, dan farmasi.
Di Indonesia, implementasi kebijakan hilirisasi mencakup larangan ekspor nikel mentah, kewajiban pembangunan smelter bagi perusahaan tambang, serta pengembangan industri baterai litium sebagai langkah-langkah konkret untuk mendorong transformasi nilai tambah dalam sektor tertentu.
Pendekatan ini menjadi bagian integral dari upaya pemerintah Indonesia untuk memajukan sektor ekonomi, mencapai kemandirian industri, dan memperkuat daya saing global.
Social Header