Breaking News

Pengenalan Aset Kripto: Jenis dan Karakteristiknya

 


Liputan889 - Bitcoin, diciptakan pada tahun 2009 oleh sosok misterius yang dikenal dengan nama Satoshi Nakamoto, adalah aset kripto pertama yang muncul ke permukaan dan memicu gelombang perkembangan berbagai jenis aset kripto lainnya. Menurut data dari Coingecko, saat ini terdapat lebih dari 13.000 aset kripto yang beredar di pasar. Dalam melihat keragaman ini, penting bagi investor untuk memahami berbagai jenis aset kripto yang ada, karena ini dapat membantu mereka dalam melakukan diversifikasi portofolio. Berikut ini adalah beberapa jenis aset kripto yang perlu dipahami:

1. Koin

Koin adalah jenis aset kripto yang memiliki blockchain mereka sendiri. Mereka adalah aset asli yang digunakan untuk menjalankan jaringan blockchain dan biasanya digunakan sebagai insentif bagi para penambang atau validator. Contoh koin yang populer termasuk Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Cardano (ADA), Polkadot (DOT), dan Ripple (XRP).

2. Token

Token adalah aset kripto yang tidak memiliki blockchain sendiri, melainkan dibangun di atas blockchain yang sudah ada. Sebagian besar token dibangun menggunakan standar ERC-20 di blockchain Ethereum. Contoh token termasuk Uniswap (UNI), Aave (AAVE), dan Decentraland (MANA).

3. Stablecoin

Stablecoin adalah jenis aset kripto yang nilainya terkait dengan aset yang stabil, seperti mata uang fiat atau emas, untuk menjaga stabilitas harganya. Stablecoin dirancang untuk menggabungkan manfaat mata uang kripto dengan mengurangi volatilitasnya. Contoh stablecoin termasuk USDT, USDC, dan BUSD.

4. Token Pertukaran (Exchange Token)

Token pertukaran adalah aset kripto yang dikeluarkan oleh platform pertukaran kripto (exchange). Token ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pembayaran, tata kelola, dan meningkatkan likuiditas. Contoh token pertukaran yang terkenal adalah Binance Coin (BNB).

5. Token DeFi

Token DeFi adalah aset yang memainkan peran khusus dalam aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi). Mereka sering kali digunakan sebagai insentif untuk menarik pengguna ke protokol DeFi dan dapat diperoleh melalui aktivitas seperti liquidity mining. Contoh token DeFi termasuk UNI (Uniswap) dan COMP (Compound).

Baca juga artikel : Aplikasi yang Wajib Dimiliki bagi Para Trader Saham di Era Digital

6. Meme Token

Meme token adalah aset kripto yang awalnya diciptakan untuk tujuan hiburan atau candaan, tetapi kemudian menjadi populer karena volatilitasnya yang tinggi dan basis pendukung yang kuat. Contoh meme token yang terkenal adalah Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB).

7. Token Tata Kelola (Governance Token)

Token tata kelola adalah aset kripto yang memungkinkan pemegangnya untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait proyek blockchain. Mereka memungkinkan pemegang token untuk memberikan suara dalam berbagai aspek tata kelola proyek. Contoh token tata kelola termasuk COMP (Compound).

8. NFT (Non-Fungible Token)

NFT bukanlah aset kripto dalam arti tradisional, tetapi merupakan token unik yang mewakili kepemilikan atas barang dunia nyata atau digital. Mereka dapat digunakan untuk mewakili berbagai jenis aset, termasuk file digital, real estate, dan barang seni. Contoh koleksi NFT terkenal adalah Bored Ape Yacht Club (BAYC).

9. Token GameFi

Token GameFi adalah aset kripto yang menggabungkan mekanisme permainan (game) dengan DeFi. Mereka memungkinkan pemain untuk memperoleh penghasilan tambahan melalui mekanisme "play to earn". Contoh token GameFi termasuk AXS (Axie Infinity) dan SAND (The Sandbox).

10. Wrapped Token

Wrapped token adalah aset kripto yang mewakili nilai dari aset kripto lainnya di blockchain yang berbeda. Mereka memungkinkan token untuk beroperasi di berbagai blockchain tanpa perlu menggunakan token asli. Contoh wrapped token termasuk WBTC (Wrapped Bitcoin) yang beroperasi di jaringan Ethereum.

Melalui pemahaman tentang berbagai jenis aset kripto ini, investor dapat memperluas pengetahuan mereka tentang pasar kripto dan memilih aset yang sesuai dengan tujuan investasi dan toleransi risiko mereka. Dengan demikian, mereka dapat mengelola portofolio mereka dengan lebih efektif dalam lingkungan pasar yang terus berkembang dan berubah.

© Copyright 2022 - liputan889 - Informasi Berita Terbaru Saat Ini