Breaking News

Potensi Penurunan Harga Bitcoin: Analisis dan Peringatan

 


Liputan889 - Bitcoin, mata uang kripto yang terkenal karena volatilitasnya, kembali menjadi sorotan dalam spektrum pasar keuangan. Analis dari JPMorgan, yang dipimpin oleh ahli strategi global Nikolaos Panigirtzoglou, telah mengeluarkan peringatan mengenai potensi penurunan harga Bitcoin dalam waktu dekat. Meskipun harga aset kripto ini telah mengalami penurunan baru-baru ini, analis memperingatkan bahwa Bitcoin masih berada di wilayah "overbought", yang berarti kemungkinan adanya penurunan lebih lanjut.

Menurut laporan dari News.bitcoin pada Kamis (28/3/2024), analisis dilakukan dengan mempertimbangkan dua metrik utama. Pertama adalah proksi posisi berjangka JPMorgan, yang mengukur posisi kontrak berjangka Bitcoin. Kedua adalah harga premium bitcoin berjangka dibandingkan dengan harga spot. Dari analisis ini, para analis menyimpulkan bahwa Bitcoin tetap berada dalam kondisi "overbought" meskipun telah terjadi koreksi harga yang signifikan dalam seminggu terakhir.

Perlambatan Arus Masuk Dana dan Keraguan Terhadap Prediksi Pasar

JPMorgan juga mencatat perlambatan arus masuk dana ke Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin baru-baru ini. Ini menimbulkan keraguan terhadap prediksi pasar yang optimis mengenai kenaikan harga Bitcoin di akhir tahun. Meskipun sebelumnya terdapat harapan tinggi terhadap permintaan berkelanjutan yang dipicu oleh ETF Bitcoin dan proses halving Bitcoin yang akan datang, angka-angka terbaru menunjukkan bahwa aliran dana ke ETF spot mungkin tidak akan terus berlanjut sebagaimana yang diperkirakan sebelumnya.

Aliran masuk dana ke 10 ETF Bitcoin spot yang baru saja diperdagangkan pada awal Januari mengalami penurunan minggu lalu. Hal ini disebabkan oleh terus berlanjutnya arus keluar dana dari Bitcoin Grayscale Trust (GBTC). Meskipun demikian, sembilan ETF Bitcoin spot lainnya, tanpa memasukkan GBTC Grayscale, berhasil mengumpulkan dana sebesar USD 1.3 miliar dalam bentuk Bitcoin dalam enam hari.

Pandangan Robert Kiyosaki tentang Bitcoin

Di sisi lain, Robert Kiyosaki, penulis buku "Rich Dad Poor Dad", telah berbagi pandangannya tentang Bitcoin melalui platform media sosial. Menanggapi pertanyaan tentang apakah dia adalah seorang "bull" terhadap Bitcoin, Kiyosaki secara tegas menyatakan bahwa dia menyukai Bitcoin dan menganggapnya sebagai aset yang sempurna pada waktu yang tepat. Dia juga menyoroti kekhawatiran seputar Bitcoin yang dianggap rentan terhadap penipuan atau skema Ponzi. Namun, Kiyosaki menepis kekhawatiran tersebut dan menyebutkan bahwa Bitcoin tidak lagi dianggap sebagai penipuan atau skema Ponzi dibandingkan dengan mata uang fiat seperti dolar AS, euro, yen, atau mata uang fiat lainnya.

Optimisme Terhadap Bitcoin

Ketika ditanya mengapa dia optimis terhadap Bitcoin, Kiyosaki menyebutkan tentang "Hukum Metcalf", yang merupakan hukum tentang kekuatan 'jaringan'. Dia membandingkan Bitcoin dengan mata uang fiat dan bisnis penandaan jaringan lainnya, seperti jaringan telepon seluler. Menurutnya, Bitcoin memiliki jaringan yang kuat, yang menjadi faktor kunci dalam menentukan nilai aset tersebut. Meskipun demikian, Kiyosaki juga menyoroti bahwa sebagian besar koin kripto baru berasal dari platform Ethereum dan bahwa banyak di antaranya mungkin akan mati karena gagal dalam membangun jaringan yang kuat.

Baca juga artikel : Inspirasi Usaha Rumahan yang Tak Pernah Luntur: Tetap Ramai!

Dengan analisis dari JPMorgan yang memperingatkan tentang potensi penurunan harga Bitcoin dan pandangan optimis Robert Kiyosaki terhadap masa depan Bitcoin, pasar kripto dan investor harus mengambil pendekatan hati-hati dalam mengelola investasi mereka dalam aset kripto ini. Volatilitas pasar yang tinggi dan faktor-faktor fundamental yang terus berubah membuat penting bagi para investor untuk terus memantau perkembangan pasar dan berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.

© Copyright 2022 - liputan889 - Informasi Berita Terbaru Saat Ini