Liputan889 - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berhasil meraih kemenangan dalam kasus Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang diajukan oleh Budi Said, seorang individu yang dikenal sebagai crazy rich Surabaya.
Kuasa hukum Antam, Fernandes Raja Saor, menegaskan bahwa keputusan ini mengukuhkan posisi Antam sebagai perusahaan dengan kondisi keuangan yang kuat.
Fernandes menyampaikan bahwa Antam berhasil memenangkan gugatan PKPU yang diajukan oleh Budi Said, yang pada dasarnya mencerminkan solvabilitas dan likuiditas yang baik dari pihak Antam.
Menurutnya, dengan berakhirnya kasus PKPU ini, notasi khusus M di bursa efek akan dihapus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Surat Edaran BEI nomor SE-00023/BEI/12-2021 tanggal 30 Desember 2021.
Terlepas dari pencabutan gugatan PKPU oleh Budi Said, Fernandes menekankan bahwa permohonan PKPU sejatinya bukan hal yang sederhana. Ia menjelaskan bahwa gugatan PKPU seharusnya diajukan oleh Menteri Keuangan, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Pengadilan telah membacakan pertimbangannya pada Selasa (6/2), dengan menyatakan bahwa permohonan PKPU dianggap tidak sederhana karena diduga berkaitan erat dengan perkara pidana yang sedang berlangsung.
Meskipun putusan tersebut masih dalam tahap minutasi, Fernandes mengungkapkan bahwa Antam menantikan salinan resmi dari pengadilan untuk kemudian dibagikan kepada pihak yang berkepentingan.
Fernandes juga menekankan pesan agar para kreditor BUMN, terutama yang memiliki utang yang kompleks, untuk berhati-hati dalam menggunakan instrumen PKPU dalam upaya pemenuhan hak mereka.
Sementara itu, latar belakang perselisihan antara Budi Said dan Antam bermula dari pembelian emas sebanyak 7 ton oleh Budi pada tahun 2018. Perselisihan ini berlanjut ke pengadilan dengan tuntutan ganti rugi sebesar 1.136 kg emas atau nilai setara dengan fluktuasi harga emas.
Seiring dengan berakhirnya kasus PKPU ini, Antam dapat melanjutkan aktivitasnya tanpa beban hukum yang lebih lanjut, sementara Budi Said masih menunggu salinan resmi putusan untuk langkah selanjutnya.
Profil dan Biodata Budi Said
Budi Said, yang akrab dipanggil "Crazy Rich Surabaya," merupakan seorang pengusaha yang sukses berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Budi lahir di Surabaya dan tumbuh dalam lingkungan beragama Islam.
Ia menikah dengan Rosalina Lintang Dewi dan dikaruniai tiga orang anak. Pendidikan formalnya dimulai dari SD Negeri Peneleh 1 Surabaya, SMP Negeri 5 Surabaya, dan SMA Negeri 2 Surabaya. Budi melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, dengan mengambil jurusan Teknik Kimia.
Budi Said membangun karirnya sebagai Direktur Utama PT Tridjaya Kartika Grup, sebuah perusahaan yang bergerak di sektor properti, termasuk pengembangan perumahan, apartemen, dan perkantoran.
Selain itu, ia juga terlibat dalam berbagai bisnis di sektor pertambangan, energi, dan perhotelan. Keberhasilannya dalam berbisnis menjadikannya salah satu orang terkaya di Surabaya dengan kekayaan mencapai triliunan rupiah.
Namun, profil Budi Said tidak luput dari kontroversi hukum. Pada Januari 2024, ia ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait penjualan emas PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. Diduga kerugian negara akibat kasus ini mencapai Rp 1,1 triliun. Proses penyidikan oleh Kejaksaan Agung masih berlangsung.
Baca juga artikel : Siap-siap! Rekrutmen BUMN akan Dibuka Lagi pada Maret 2024, Simak Jadwalnya
Meskipun dikenal sebagai sosok yang sukses dan kaya, Budi Said juga memiliki sisi sosial yang kuat. Ia terkenal sebagai filantropis yang sering memberikan bantuan kepada orang lain dan mendirikan yayasan yang berfokus pada bidang pendidikan dan sosial.
Selain itu, aktif terlibat dalam berbagai organisasi sosial dan kepengurusan pengusaha. Keberhasilan bisnisnya, kekayaan yang dimilikinya, serta dedikasinya dalam kegiatan amal dan sosial, menjadikan Budi Said sebagai figur yang menarik perhatian di kalangan masyarakat.
Social Header