Liputan889 - Hash merupakan representasi kode alfanumerik dengan panjang tetap yang digunakan untuk mewakili kata, pesan, atau data dengan panjang variabel.
Dalam konteks proyek kripto, berbagai algoritma hashing digunakan untuk menciptakan berbagai jenis kode hash.
Hash dapat diibaratkan sebagai generator kata acak, di mana setiap algoritma adalah sistem yang berbeda untuk menghasilkan urutan karakter acak.
Setiap hash yang dihasilkan bersifat acak dan tidak dapat diprediksi, mirip dengan kata-kata acak yang dihasilkan oleh generator.
Dalam konteks penambangan kripto, diperlukan jutaan tebakan atau hash sebelum target terpenuhi, memungkinkan seorang penambang untuk memenangkan hak untuk menambahkan blok berikutnya ke dalam blockchain.
Hadiah blok, berupa koin baru yang dicetak, diberikan kepada penambang yang berhasil mengisi blok.
Hashrate, pada dasarnya, mengukur kekuatan komputasi gabungan yang digunakan untuk menambang dan memproses transaksi pada blockchain Proof-of-Work, seperti Bitcoin dan Ethereum (sebelum Ethereum 2.0). Hashrate diukur sebagai kecepatan penambangan, yaitu jumlah hash yang dapat dihasilkan per detik. Contohnya, 1 Mhash/s berarti 1 juta perhitungan hash per detik.
Tingkat hash Bitcoin merujuk pada jumlah komputasi dan kekuatan pemrosesan yang disumbangkan ke jaringan melalui kegiatan penambangan. Proses penambangan sendiri melibatkan perangkat khusus yang memiliki daya komputasi tinggi untuk menyelesaikan perhitungan matematis kompleks yang diperlukan untuk memverifikasi transaksi Bitcoin.
Cara Mengukur Tingkat Hashrate Bitcoin
Cara mengukur tingkat hashrate Bitcoin dapat dijelaskan dengan langkah-langkah sederhana sebagai berikut:
Waktu Penambangan: Catat berapa lama mesin penambangan atau kelompok mesin memerlukan waktu untuk menyelesaikan satu blok transaksi Bitcoin. Waktu ini dapat diukur dalam menit, jam, atau bahkan hari, tergantung pada pengaturan penambangan.
Perhitungan Hash: Saat melakukan pengukuran, mesin penambangan terus mencoba memecahkan teka-teki matematika yang kompleks dengan melakukan banyak perhitungan. Setiap upaya perhitungan ini disebut hash. Hitung jumlah total hash yang dilakukan selama waktu yang diukur.
Perhitungan Hashrate: Untuk menemukan hashrate, bagi jumlah total hash dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambang blok tersebut. Rumusnya sederhana:
Hashrate (H/s) = Total Percobaan Hash / Waktu (dalam detik)
Sebagai contoh, jika mesin penambangan melakukan 1.000.000 hash dan memerlukan waktu 1 jam (3.600 detik) untuk menyelesaikan satu blok:
Hashrate = 1.000.000 / 3.600 = 277,78 Hash/detik
Dalam penambangan Bitcoin sebenarnya, tingkat hashrate sering diukur dalam satuan yang lebih besar seperti terahash atau petahash per detik karena kecepatannya yang sangat tinggi.
Baca juga artikel : Gampang! Ini 5 Aplikasi Mining Crypto di HP Terbaik 2024
Apa Hubungan Hashrate dengan Tingkat Kesulitan Mining?
Hubungan antara hashrate dan tingkat kesulitan menambang (mining difficulty) sangat erat.
Hasrate mencerminkan jumlah daya komputasi yang digunakan untuk menyelesaikan tugas harian matematika kompleks yang diperlukan untuk menambang blok baru dalam jaringan kripto, sementara tingkat kesulitan menentukan seberapa sulitnya menemukan solusi yang valid.
Semakin tinggi hashrate, semakin besar kemungkinan blok baru akan ditemukan dengan cepat karena terdapat lebih banyak daya komputasi yang bekerja.
Namun, untuk menjaga konsistensi dalam penciptaan blok, tingkat kesulitan disesuaikan secara otomatis setiap 2.016 blok (sekitar dua minggu sekali) agar waktu rata-rata antara penambangan blok tetap sekitar 10 menit.
Jika penambang berhasil menemukan blok lebih cepat dari rata-rata, tingkat kesulitan akan meningkat untuk membuat tugas tersebut lebih sulit.
Sebaliknya, jika penambang memerlukan lebih banyak waktu untuk menemukan blok, tingkat kesulitan akan menurun agar menjaga interval waktu yang diinginkan.
Perubahan dalam hashrate juga memengaruhi tingkat kesulitan
Jika hashrate meningkat karena banyaknya penambang yang aktif, tingkat kesulitan akan naik untuk mencerminkan peningkatan daya komputasi dalam jaringan.
Sebaliknya, jika hashrate menurun, tingkat kesulitan akan turun agar tetap memungkinkan penambangan yang konsisten.
Selain itu, tingkat kesulitan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti biaya listrik dan harga aset kripto. Semakin sulit tugas menambang, semakin besar biaya listrik yang harus ditanggung penambang.
Selain itu, tingkat kesulitan yang sesuai dengan hashrate dan faktor-faktor lainnya membantu menjaga kestabilan jaringan kripto.
Social Header