Breaking News

Ribuan Pemuda Rumania Tolak Calon Presiden Kontroversial dalam Pilpres

 


Liputan889 -  Ribuan warga Rumania, terutama kaum muda, turun ke jalan pada Selasa (26/11/2024), untuk menyuarakan penolakan terhadap calon presiden sayap kanan, Calin Georgescu. Demonstrasi ini mencerminkan kekhawatiran publik terhadap arah politik negara yang dinilai berada dalam bahaya jika Georgescu berhasil memenangkan putaran kedua pemilihan presiden.

Georgescu, yang memperoleh 23 persen suara pada putaran pertama, akan menghadapi lawannya, calon presiden pro-Barat Elena Lasconi, dalam putaran kedua pada 8 Desember mendatang.

1. Kekhawatiran terhadap Masa Depan Demokrasi di Rumania

Demonstrasi yang diikuti oleh sekitar 1.000 pemuda ini menggambarkan kekhawatiran mereka atas dampak kemenangan Georgescu bagi masa depan Rumania. Para demonstran menyebut Georgescu memiliki pandangan radikal yang dapat merusak demokrasi dan mengancam stabilitas negara.

Salah satu mahasiswa yang ikut demonstrasi di Bukares mengatakan bahwa kondisi demokrasi di Rumania sudah memprihatinkan, dan generasi muda memiliki tanggung jawab untuk mencegah terjadinya krisis lebih besar.

"Saya di sini karena demokrasi negara ini tidak baik-baik saja. Generasi muda harus bertindak sebelum semuanya terlambat," ujar mahasiswa tersebut sebagaimana dilaporkan oleh RFE/RL.

Seorang demonstran lain mengingatkan bahwa Rumania tidak boleh kembali ke masa kelam seperti 35 tahun yang lalu, di mana rezim otoriter Nicolae Ceaușescu mengendalikan negara dengan propaganda dan disinformasi massal.

"Kami tidak ingin mengulang sejarah. Generasi muda memiliki suara yang kuat dan harus menggunakan hak pilih mereka dengan bijak," tegasnya.

2. Calin Georgescu dan Tuduhan Pandangan Ekstrem

Calin Georgescu adalah figur yang dikenal luas karena pandangan politiknya yang sering dianggap radikal. Ia dituding memiliki hubungan dengan ideologi sayap kanan yang ekstrem, meskipun ia sendiri membantah tuduhan tersebut.

"Saya bukan seorang ekstremis. Semua yang saya katakan adalah bentuk cinta saya kepada rakyat dan negara Rumania," ujar Georgescu dalam pernyataannya yang dilansir oleh Euronews.

Namun, banyak pihak menilai Georgescu menggunakan retorika populis untuk menarik dukungan. Kampanyenya di media sosial, terutama di TikTok, menonjolkan kritik terhadap pemerintah saat ini dan kondisi ekonomi yang memburuk. Strategi ini terbukti efektif, dengan keberhasilannya mengamankan posisi di putaran kedua pilpres.

"Dia sangat sukses di media sosial, terutama TikTok. Ini membuat kami yakin dia memiliki peluang besar memenangkan putaran kedua," ungkap salah satu pengamat politik.

3. Peran Media Sosial dalam Kampanye Politik

Keberhasilan Georgescu di putaran pertama pilpres tidak lepas dari perannya dalam memanfaatkan media sosial. TikTok menjadi platform utama untuk menyebarkan pesan-pesan kampanyenya. Sayangnya, platform tersebut juga disoroti karena diduga digunakan untuk menyebarkan hoaks dan memobilisasi opini publik melalui akun-akun palsu.

Bogdan Manolea, Kepala Kelompok Kampanye Rumania, menegaskan bahwa Georgescu dan timnya memanfaatkan tentara akun palsu di TikTok untuk mendukung kampanye mereka. "TikTok telah menjadi alat yang efektif bagi Georgescu untuk memuluskan jalannya dalam pilpres," jelasnya.

4. Seruan Uni Eropa untuk Mengawasi TikTok

Fenomena penyalahgunaan TikTok dalam pilpres Rumania tidak hanya menjadi perhatian nasional tetapi juga internasional. Uni Eropa melalui salah satu anggotanya, Valérie Hayer, menyerukan agar CEO TikTok dipanggil ke Parlemen Eropa untuk menjelaskan perannya dalam penyebaran berita bohong selama pilpres.

"Kami ingin memastikan TikTok tidak melanggar aturan sesuai dengan Digital Services Act (DSA). Apa yang terjadi di Rumania harus menjadi peringatan bagi seluruh Eropa," ujar Hayer, seperti dilansir oleh Politico.

Ia menegaskan bahwa radikalisasi melalui media sosial dapat berdampak luas dan berbahaya jika tidak diawasi secara ketat. TikTok menjadi sorotan karena algoritmanya dianggap mempermudah penyebaran informasi yang tidak akurat.

5. Georgescu: Figur Kontroversial dengan Popularitas yang Meningkat

Popularitas Calin Georgescu dalam pilpres ini memang mencengangkan. Meski mendapatkan banyak kritik, ia berhasil menarik perhatian masyarakat dengan narasi nasionalisnya. Georgescu sering kali memanfaatkan kekecewaan publik terhadap pemerintah saat ini, terutama dalam isu ekonomi dan sosial.

Ia memanfaatkan TikTok sebagai platform utama untuk berkomunikasi dengan pemilih muda. Konten-konten video pendek yang ia unggah berisi kritik terhadap partai penguasa dan janji-janji perubahan yang dirancang untuk menarik simpati publik.

Namun, strategi ini juga menimbulkan kekhawatiran karena dianggap memanfaatkan disinformasi untuk mendapatkan dukungan. Beberapa pihak bahkan menyebut Georgescu sebagai "utusan TikTok" karena dominasi kampanyenya di platform tersebut.

6. Masa Depan Rumania di Tengah Ketegangan Politik

Pemilu putaran kedua pada 8 Desember mendatang akan menjadi penentu masa depan Rumania. Di satu sisi, Elena Lasconi, calon presiden pro-Barat, menawarkan visi integrasi lebih dalam dengan Uni Eropa dan reformasi demokrasi. Di sisi lain, Georgescu, dengan pendekatan populisnya, berjanji untuk membawa perubahan yang dianggap radikal oleh banyak pihak.

Demonstrasi yang terjadi di Bukares menunjukkan bahwa sebagian besar generasi muda mendukung nilai-nilai demokrasi dan menolak pandangan ekstrem yang dianggap berbahaya.

Meskipun begitu, hasil akhir pilpres masih sulit diprediksi. Georgescu tetap memiliki peluang besar untuk menang, terutama dengan basis pendukung yang solid di media sosial dan kelompok tertentu.

7. Pentingnya Partisipasi Generasi Muda

Demonstrasi yang dilakukan oleh ribuan pemuda Rumania adalah bentuk nyata dari kesadaran politik generasi muda. Mereka memahami pentingnya suara mereka dalam menentukan masa depan negara.

Pesan yang disampaikan para demonstran adalah bahwa demokrasi harus dijaga, dan pemimpin yang terpilih harus mampu membawa Rumania menuju arah yang lebih baik, bukan kembali ke masa lalu yang penuh dengan otoritarianisme.

Seiring mendekatnya putaran kedua pilpres, partisipasi aktif dari seluruh masyarakat Rumania, terutama kaum muda, akan menjadi faktor penentu dalam menentukan pemimpin yang benar-benar mampu membawa perubahan positif bagi negara.

Baca juga artikel : Pemutusan Layanan Seluler dan Internet di Pakistan: Dampak dan Kontroversi

Pilpres Rumania tahun 2024 mencerminkan ketegangan antara dua visi yang sangat berbeda: demokrasi pro-Barat yang diusung Elena Lasconi dan pendekatan nasionalis-populis yang dibawa Calin Georgescu. Demonstrasi besar-besaran yang dilakukan pemuda Rumania menjadi bukti bahwa generasi muda memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masa depan negaranya.

Dengan peran media sosial yang semakin dominan dalam kampanye politik, penting bagi masyarakat untuk lebih kritis terhadap informasi yang mereka terima. Pilpres ini juga menjadi pelajaran penting bagi Eropa tentang bagaimana pengaruh platform digital dapat membentuk opini publik dan hasil pemilu.

Pada akhirnya, keputusan ada di tangan rakyat Rumania, yang diharapkan memilih dengan bijak untuk memastikan stabilitas dan kemajuan negara mereka. Cari tahu juga informasi menarik dan terupdate lainnya di Klik Fresh

© Copyright 2022 - liputan889 - Informasi Berita Terbaru Saat Ini