Breaking News

Hadiah Spesial dari Putin: Singa dan Beruang untuk Korea Utara

 


Liputan889 - Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini memberikan lebih dari 70 hewan sebagai hadiah untuk kebun binatang di Korea Utara (Korut). Hadiah ini mencakup seekor singa dan dua beruang coklat, bersama dengan sejumlah hewan lainnya. Langkah tersebut menunjukkan hubungan yang semakin erat antara Rusia dan Korut di tengah ketegangan global.

"Menteri Lingkungan Hidup Rusia, Alexander Kozlov, mengantarkan hewan-hewan tersebut ke Pyongyang menggunakan pesawat kargo," menurut pernyataan resmi di saluran Telegram milik Kozlov pada Rabu, 20 November 2024. Langkah ini menarik perhatian sebagai bentuk diplomasi unik antara kedua negara.

1. Hewan sebagai Instrumen Diplomasi Lunak Rusia

Pengiriman hewan dari Rusia ke Korea Utara bukan sekadar aksi simbolis, tetapi bagian dari strategi diplomasi lunak (soft diplomacy). Selain singa dan beruang coklat, Rusia juga mengirim dua yak, lima kakatua, puluhan burung pegar, dan bebek mandarin.

Alexander Kozlov menyebut bahwa hewan memiliki makna khusus dalam hubungan antarnegara. Menurutnya, hadiah berupa hewan melambangkan dukungan, kebaikan, dan kepedulian dari negara pemberi kepada penerima.

Selama kunjungannya ke Pyongyang, Kozlov juga melakukan pertemuan dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Hadiah ini diberikan beberapa minggu setelah laporan dari Amerika Serikat dan Korea Selatan mengungkap bahwa Korea Utara telah mengirim ribuan tentara untuk mendukung Rusia dalam perang di Ukraina.

2. Hubungan Rusia dan Korea Utara: Simbiosis Mutualisme

Hadiah hewan untuk kebun binatang bukan kali pertama dilakukan Rusia. Awal tahun ini, Presiden Putin juga memberikan 24 kuda ras murni kepada Kim Jong Un sebagai bentuk ucapan terima kasih atas bantuan berupa peluru artileri yang diberikan oleh Korea Utara.

Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan antara Rusia dan Korea Utara terus menguat. Kedua negara saling mendukung karena sama-sama menghadapi tekanan dan sanksi dari negara-negara Barat.

Bagi Rusia, dukungan dari Korea Utara sangat penting untuk memperkuat pasokan militer dalam konflik di Ukraina. Sebaliknya, Korea Utara memanfaatkan aliansi ini untuk memperoleh teknologi luar angkasa dari Rusia, yang dapat membantu program misil dan pengembangan senjata nuklirnya.

Aliansi ini menunjukkan pola hubungan yang saling menguntungkan, di mana masing-masing pihak memberikan apa yang dibutuhkan oleh pihak lainnya. Dengan sanksi yang membatasi kerja sama internasional mereka, Rusia dan Korea Utara tampak semakin erat dalam membentuk kemitraan strategis.

3. Pakta Pertahanan Rusia-Korut Picu Kekhawatiran Internasional

Hubungan yang semakin erat antara Rusia dan Korea Utara tidak hanya berhenti pada pemberian hadiah atau pertukaran dukungan militer. Pada Juni 2024, Presiden Putin mengunjungi Pyongyang dan menandatangani pakta pertahanan bersama dengan Kim Jong Un.

Pakta tersebut mencakup klausul yang mewajibkan kedua negara untuk saling membantu jika salah satu pihak diserang. Perjanjian ini menimbulkan kekhawatiran besar di kalangan negara-negara Barat, terutama mengenai potensi kerja sama Rusia dalam membantu program rudal dan nuklir Korea Utara.

Langkah ini menunjukkan betapa seriusnya aliansi strategis antara kedua negara. Dalam kunjungannya tersebut, Putin juga memberikan berbagai hadiah pribadi kepada Kim Jong Un, termasuk limusin Aurus buatan Rusia, perlengkapan minum teh, dan karya seni.

Kim Jong Un diketahui menyukai mobil-mobil mewah, dan limusin Aurus menjadi tambahan berharga dalam koleksi kendaraan eksklusifnya, seperti Maybach, Mercedes, Rolls-Royce Phantom, dan Lexus.

4. Diplomasi Hewan: Sebuah Tradisi Lama yang Dilanjutkan

Hadiah berupa hewan sebagai alat diplomasi bukanlah hal baru dalam hubungan internasional. Dalam sejarah, banyak negara menggunakan hewan sebagai simbol persahabatan, penghormatan, atau aliansi strategis.

Rusia, misalnya, pernah mengirimkan harimau Siberia sebagai hadiah kepada negara sahabat, sementara negara lain sering memberikan panda sebagai simbol hubungan diplomatik. Dalam kasus ini, hadiah singa dan beruang dari Rusia kepada Korea Utara dapat dilihat sebagai upaya untuk mempererat hubungan di tengah tantangan geopolitik global.

Selain itu, hewan-hewan ini juga memiliki nilai simbolis. Singa melambangkan kekuatan, keberanian, dan kepemimpinan, sementara beruang, terutama beruang coklat, sering dianggap sebagai simbol nasional Rusia. Dengan memberikan hewan-hewan ini, Rusia mungkin ingin menegaskan komitmennya dalam mendukung Korea Utara.

5. Implikasi Aliansi Rusia-Korut terhadap Stabilitas Global

Aliansi yang semakin kuat antara Rusia dan Korea Utara tidak hanya relevan di tingkat regional, tetapi juga berdampak pada stabilitas global. Dukungan Rusia terhadap program misil dan nuklir Korea Utara dapat memicu ketegangan di Semenanjung Korea, sementara bantuan militer Korea Utara kepada Rusia dalam konflik di Ukraina memperpanjang ketidakstabilan di Eropa Timur.

Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan sekutunya, telah berulang kali menyuarakan kekhawatiran mengenai hubungan ini. Mereka khawatir bahwa Rusia dan Korea Utara akan saling mendukung untuk mengatasi sanksi internasional, sehingga melemahkan upaya global dalam menekan kedua negara tersebut.

Selain itu, langkah seperti pemberian hadiah hewan, kunjungan kenegaraan, dan penandatanganan pakta pertahanan menunjukkan bahwa hubungan Rusia dan Korea Utara tidak sekadar taktik jangka pendek, tetapi merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menghadapi tekanan global.

Baca juga artikel : Bangkok Terapkan Tarif Kemacetan untuk Reduksi Polusi Udara dan Kemacetan Lalu Lintas

Pemberian singa dan beruang sebagai hadiah dari Rusia kepada Korea Utara adalah simbol dari hubungan yang semakin erat antara kedua negara. Di tengah sanksi dan tekanan dari negara-negara Barat, Rusia dan Korea Utara saling mendukung dalam berbagai bidang, termasuk militer, teknologi, dan diplomasi.

Hadiah ini tidak hanya menjadi simbol persahabatan, tetapi juga bagian dari strategi Rusia untuk memperkuat aliansinya dengan Korea Utara. Namun, hubungan yang semakin dalam ini memunculkan kekhawatiran baru mengenai stabilitas global, terutama terkait dengan program nuklir Korea Utara dan konflik di Ukraina.

Aliansi strategis antara Rusia dan Korea Utara mencerminkan dinamika baru dalam geopolitik global, di mana negara-negara yang diisolasi oleh Barat mencari cara untuk mendukung satu sama lain dalam menghadapi tantangan bersama. Cari tahu juga informasi menarik dan terupdate lainnya di Ruang Senja

© Copyright 2022 - liputan889 - Informasi Berita Terbaru Saat Ini