Breaking News

Jepang Sukses Meluncurkan Satelit Pengintai Menggunakan Roket H2A


Liputan889 -  Jepang telah berhasil meluncurkan satelit pengintai ke orbit Bumi dengan menggunakan roket H2A berbahan bakar cair. Peluncuran ini menandai tonggak penting bagi program luar angkasa Jepang, terutama dalam konteks keamanan dan pengawasan. Roket tersebut lepas landas dari Pusat Luar Angkasa Tanegashima, yang terletak di Prefektur Kagoshima, barat daya Jepang, pada pukul 14:24 siang waktu setempat pada Kamis, 26 September 2024. Sebelumnya, peluncuran ini mengalami dua kali penundaan karena faktor cuaca yang tidak mendukung.

1. Misi dan Tujuan Satelit Pengintai

Satelit yang diluncurkan oleh Jepang ini dioperasikan oleh Pusat Intelijen Satelit Kabinet pemerintah dan dirancang untuk berbagai misi penting, terutama dalam hal keamanan. Salah satu fokus utama satelit ini adalah memantau fasilitas peluncuran rudal Korea Utara. Peluncuran satelit ini menjadi sangat signifikan setelah Korea Utara melakukan sejumlah uji coba peluncuran rudal balistik yang memicu kekhawatiran di kawasan tersebut.

Selain fungsi pengawasan militer, satelit ini juga memiliki kemampuan untuk menangkap gambar permukaan Bumi, yang berguna dalam menilai kondisi tanah setelah terjadinya bencana besar. Hal ini sangat penting untuk penanganan bencana dan pemulihan, karena data yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisis kerusakan yang terjadi dan merencanakan langkah-langkah bantuan yang diperlukan.

Satelit yang diluncurkan merupakan jenis satelit radar yang memiliki kemampuan untuk mengambil gambar bahkan dalam kondisi malam hari atau cuaca buruk. Ini menjadi keunggulan tersendiri, karena banyak satelit pengintai lainnya terhambat oleh cuaca atau pencahayaan yang buruk. Dengan kemampuan ini, Jepang dapat terus memantau situasi di wilayah yang rawan bencana dan menjaga keamanan nasional dengan lebih efektif.

2. Peralihan dari Roket H2A ke H3

Peluncuran roket H2A pada 26 September ini merupakan peluncuran ke-49 dari jenis roket tersebut dan menandai peluncuran ke-43 yang sukses berturut-turut. Meskipun peluncuran ini sukses, Jepang menghadapi tantangan terkait biaya yang tinggi. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Jepang merencanakan peluncuran roket H2A ke-50 yang dijadwalkan pada akhir Maret 2025, sebelum H2A sepenuhnya digantikan oleh roket H3.

Roket H3 merupakan generasi berikutnya yang dikembangkan oleh Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA) bekerja sama dengan Mitsubishi Heavy Industries Ltd. Menurut JAXA, layanan peluncuran menggunakan H3 diperkirakan akan lebih murah dibandingkan dengan H2A, yang dapat menarik lebih banyak pelanggan untuk menggunakan layanan peluncuran Jepang. Ini adalah langkah strategis untuk tetap kompetitif di pasar peluncuran satelit yang semakin ketat.

3. Ambisi Meluncurkan Roket H3 Setiap Tahun

JAXA memiliki ambisi untuk meluncurkan enam roket H3 setiap tahunnya. Pada bulan Juli, JAXA telah berhasil meluncurkan roket H3 No.3 yang digunakan untuk membawa satelit observasi Bumi, Advanced Land Observing Satellite-4 (ALOS-4) atau yang dikenal sebagai DAICHI-4, ke orbit. Satelit ini berfungsi untuk memantau daerah-daerah yang terkena dampak bencana dan mengamati perubahan permukaan tanah akibat aktivitas geologi seperti gunung berapi dan gempa bumi.

Roket H3 tidak hanya akan digunakan untuk misi pengamatan Bumi, tetapi juga diharapkan berperan dalam program eksplorasi Bulan Artemis yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Jepang merencanakan untuk mengirimkan astronaut ke permukaan Bulan bersama astronaut AS dalam misi eksplorasi bulan Mars untuk mengambil sampel. Kerjasama internasional ini menunjukkan niat Jepang untuk berkontribusi lebih dalam eksplorasi luar angkasa global.

4. Menghadapi Persaingan Global di Sektor Antariksa

Seiring dengan semakin meningkatnya ketertarikan terhadap industri luar angkasa, kompetisi di sektor peluncuran satelit juga semakin ketat. Masuknya perusahaan seperti SpaceX dari Amerika Serikat ke dalam pasar peluncuran satelit telah mengubah dinamika kompetisi di bidang ini. SpaceX menawarkan harga peluncuran yang lebih rendah dan inovasi teknologi yang menarik perhatian berbagai negara dan perusahaan untuk memilih mereka sebagai mitra peluncuran.

Dalam menghadapi tantangan ini, JAXA berupaya meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya peluncuran. Selain itu, Jepang juga sedang menjajaki peluang kerjasama internasional yang lebih luas dalam berbagai misi luar angkasa. Dengan melakukan hal ini, Jepang berharap dapat meningkatkan posisi mereka di pasar peluncuran satelit dan terus berkontribusi pada proyek-proyek luar angkasa yang lebih besar.

5. Dampak Peluncuran Terhadap Keamanan Nasional

Peluncuran satelit pengintai ini bukan hanya sekadar misi luar angkasa, tetapi juga memiliki implikasi yang lebih dalam bagi keamanan nasional Jepang. Dalam situasi geopolitik yang tidak stabil, memiliki kemampuan untuk memantau aktivitas di sekitar, termasuk dari negara tetangga seperti Korea Utara, menjadi semakin penting. Data yang dihasilkan dari satelit ini akan memberikan informasi berharga bagi pemerintah Jepang dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pertahanan dan keamanan.

6. Peluang untuk Penanganan Bencana

Selain untuk tujuan militer, satelit ini juga membuka peluang besar dalam penanganan bencana. Jepang, sebagai negara yang sering dilanda bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami, membutuhkan teknologi yang dapat memberikan informasi akurat dan cepat tentang kondisi pasca-bencana. Dengan kemampuan pengambilan gambar yang ada, satelit ini akan membantu otoritas dalam merencanakan langkah-langkah pemulihan dan penyaluran bantuan yang lebih efektif.

7. Komitmen Jepang terhadap Pengembangan Teknologi Antariksa

Peluncuran satelit pengintai ini juga mencerminkan komitmen Jepang terhadap pengembangan teknologi antariksa. Jepang telah lama menjadi pemain utama dalam eksplorasi luar angkasa dan pengembangan teknologi satelit. Dengan terus berinvestasi dalam riset dan pengembangan, Jepang bertujuan untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga berkontribusi secara signifikan dalam komunitas internasional.

Baca juga artikel : Parlemen Georgia Resmi Setujui RUU Anti-LGBTQ+: Kontroversi dan Dampaknya

Peluncuran satelit pengintai oleh Jepang menggunakan roket H2A merupakan langkah strategis yang membawa banyak manfaat, baik dari segi keamanan, penanganan bencana, maupun pengembangan teknologi. Dalam menghadapi tantangan global di sektor luar angkasa, Jepang menunjukkan komitmen yang kuat untuk tetap bersaing dan berkontribusi dalam eksplorasi luar angkasa. 

Dengan transisi menuju roket H3 yang lebih efisien dan murah, Jepang berpeluang untuk memperkuat posisinya di pasar peluncuran satelit, sekaligus berkomitmen untuk melakukan pengawasan dan mitigasi risiko terhadap bencana alam. Dalam jangka panjang, langkah-langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi keamanan nasional Jepang dan kemajuan teknologi antariksa di Asia. Cari tahu juga informasi menarik dan terupdate lainnya di Warkop Malam

© Copyright 2022 - liputan889 - Informasi Berita Terbaru Saat Ini